Ketika kita tersentuh cinta, maka cintailah ia dalam diam, dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan.
Ketika cinta yang kini hadir tidak lagi untuk Sang Pemberi Rasa,
Ijinkanlah hati ini bertanya, untuk siapa kah ia muncul dengan tiba-tiba?
Mungkinkah dengan Ridho-Nya atau kah hanya akan mengundang Murka-Nya?
Jika benar cinta itu karena Allah, maka biarkanlah ia mengalir mengikuti aliran Allah.
Karena sejatinya cinta itu berhulu dari Allah dan akan berhilir kepada Allah.
"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS Adz Dzariyat: 49)
Bukan karena membencinya, tapi menjaga kesuciannya.
Bukan karena menghindarinya, tapi berusaha untuk mendapat Ridho-Nya.
Dan bukan karena lemah untuk menghadapinya, tetapi untuk menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup.
Cukup cintailah dia dari kejauhan.
Karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkannya dari ujian.
Karena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan.
Karena mungkin saja kan membawa kelalaian hati-hati yang sedang dijaga.
Cukup cintai dia dengan kesederhanaan.
Memupuknya hanya akan menambah penderitaan.
Menumbuhkan harapan hanya akan membahagiakan para syaitan.
Maka cintailah dia dengan keikhlasan.
Karena, "Wanita- wanita yang baik untuk lelaki-lelaki yang baik. Dan lelaki-lelaki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula." (QS An Nur : 26)
Cukup cintailah dia dalam diam, dari kejauhan dengan kesederhanaan dan keikhlasan.
Karena tiada yang tahu rencana Allah.
Mungkin saja rasa ini adalah ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan.
Karena hati ini mudah untuk dibolak-balikkan.
Serahkanlah perasaan itu kepada Yang Memberi dan Memiliki-Nya.
Biarkan Dia Yang mengatur semuanya, hingga keindahan itu datang pada waktunya.
Yakinlah bahwa pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik.