Semakin Indah, Semakin Mendekati Kiamat

By Fryda HS - 1:55 PM

Abraj Al Bait Tower
Mecca City at Night
Source : Google images

Masya Allah! Allahu Akbar! That was awesome! ¡Impresionante! Eso fue increíble! Das war super! E 'stato fantastico! それは最高でした!Geugeos-eun goengjang haessda! Mungkin itu adalah sebagian dari beberapa ekspresi bahasa manusia di planet ini untuk mengungkapan hasil pencitraan dari apa yang dilihatnya yang kemudian berasal dari cahaya lalu ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal listrik (pencitraan) hingga mencapai pusat penglihatan di dalam otak. Maksudnya adalah otak menangkap dan merasakan sinyal-sinyal listrik dalam bentuk sebuah citra dari apa yang dilihatnya, meskipun di dalam otak sendiri tidak memiliki mata, sel-sel mata, ataupun retina. Lalu, milik siapakah kesadaran di dalam otak tadi?
 
Pasti bingung mau jawab apa kan? kenapa bahasannya melenceng begini? Hehehe…kali ini topiknya bukan tentang filsafat kok. Maaf. hahaha. kembali ke topik…


Tahukah kalian?

Menara ini terletak di Mekkah, Arab Saudi yang di pelopori oleh Raja Abdul Aziz beserta Saudi Binladin Group. Menara tertinggi ini akan menjadi bangunan tertinggi di Arab Saudi dan kedua di Timur Tengah setelah Burj Dubai di Dubai, Emiriah Arab dengan ketinggian 595 m (1,952 ka). Ingin tahu lebih spesifik ukurannya silahkan kunjungi wikipediaSelain itu, menara ini disebut juga sebagai menara jam tertinggi didunia yang kalah sama The Big Ben di London dan Petronas Tower di Kuala Lumpur (kira-kira kalau dibandingin sama Tugu Pahlawan Surabaya seberapa ya?).

Google Images

Keunggulan lain dari menara ini adalah setiap kali shalat Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya, akan terpancar dari empat permukaan menara jam tersebut sebuah cahaya yang berasal dari 2 juta lampu LED berwarna merah dan hijau yang sinarnya berpendar begitu AMAZING mengikuti alunan Adzan di Mekkah (Adzan di kota Mekkah itu merdunya minta ampun lho).

Pada waktu malam bahkan dari jarak 30 km (Surabaya-Pasuruan) keempat sisi jam tersebut masih dapat terlihat oleh mata. Sedangkan untuk kalimat-kalimat Allah yang ada di keempat sisi permukaannya dapat dilihat dari jarak 11 sampai 12 kilometer (kira-kira jarak dari ITS sampai Gunung Sari Surabaya). So fabulous!

Total dana yang digunakan untuk membangun menara tersebut pastilah tidak sedikit. Bangga tidak kalo itu yang membangun ratusan orang Muslim?

Ya jelas bangga lah!

Tapi….

Tapi kenapa ?

Seketika teringat hadits di bawah ini:

Daripada Abu Hurairah r.a. ia berkata; suatu ketika Rasulullah s.a.w. terlihat di tengah-tengah orang ramai. Lalu beliau didatangi oleh seseorang yang menanyakan kepadanya: “Wahai Rasulullah s.a.w. kapan terjadinya kiamat?” Nabi s.a.w. menjawab dengan bersabda: “Tidaklah orang yang ditanya mengenai masalah itu lebih mengetahui daripada yang bertanya. Akan tetapi aku akan memberitahukan kepadamu tentang tanda-tandanya. Yaitu, jika seorang ammah (hamba perempuan) melahirkan majikannya, itulah yang termasuk di antara tanda-tandanya. Juga apabila orang-orang yang tidak beralas kaki dan tidak berpakaian menjadi pemimpin masyarakat, maka itu juga di antara tanda-tandanya. Demikian pula apabila para pengembala kambing berlumba-lumba meninggikan bangunan, maka itulah salah satu tandanya di antara tanda-tanda yang lima, yang mana tidak mengetahui yang sesungguhnya selain Allah SWT.” Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dia-lah yang menurunkan hujan, serta mengetahui apa yang ada di dalam rahim" (Hadis Riwayat Ibn Majah).

That’s the point! Memang benar bahwa manfaat dari menara tersebut sangat banyak termasuk untuk memudahkan umat Muslim dalam melaksanakan ibadah Haji di Mekkah. Mirisnya, dibalik kemegahan dan keangkuhan nyonya besar di Arab Saudi, manusia seakan berlomba-lomba agar cepat merasakan sensasi datangnya hari kiamat.

Tidak hanya itu, di kompleks menara tersebut terdapat hotel berbintang. Lalu, siapakah yang bisa menikmati ini semua? Hanya strata atas kah? Bagaimana kabar kaum Muslim yang kelaparan disana ? Tidak percaya kalau ada rakyat miskin di negara penghasil minyak terbesar di dunia? baca : ini dan yang ini. Bagaikan paradoks klasik, rakyat Muslim kelaparan hidup di negara kaya raya.

Lantas, saya sebagai salah satu dari berjuta-juta umat muslim di planet ini harus nguapain? Protes di depan kedutaan besar Arab Saudi di Indonesia tentang hal ini? (Gile lu ndro!) Atau cukup tahu dan berdiam diri melihat segala kenyataan yang ada?

Jawaban ada di dalam diri kita masing-masing.


Dan untuk saya pribadi...

Entahlah, mungkin trauma dan paranoia ini hanyalah urusan saya dengan Allah yang tahu.

Sekian, terimakasih!

  • Share:

You Might Also Like

13 Comments

  1. yap bener apa yg lo katakan.
    setidaknya kita harus tetap menyadari kalo dunia ini hanya sementara dan suatu saat akan datang hari kiamat. mungkin dengan slalu mengingat kematian kita udah mmpersiapkan diri dari skrg :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, setuju sama kamu..
      jadi mulai sekarang, yuk mari sama-sama menabung bekal untuk kehidupan kelak :)

      Delete
  2. Astagrirullah... iya baru inget gue ama hadist ini. katanya mau di bangun juga yg lebih tinggi dr burj khalifa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas.. bikin typeless :')
      cukup tau ya...

      Delete
  3. Saya baru nyadar... semakin canggih dunia, semakin dekat pertanda-pertanda kiamat. Btw, nice post :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaaa. banyak banyak ibadah aja mas, hehe thanks :)

      Delete
  4. salah satu pertanda kiamat ya ini, berlomba-lomba membuat bangunan yang megah... tapi hal lain yang lebih utama di lupakan, astagfirullah :(

    ReplyDelete
  5. Nice post. Tak akan ada batas puas pada diri manusia

    ReplyDelete
  6. serem denger kata "kiamat" :(
    Belum lagi bangunan-bangunan di Dubai, wah megah-megah sekali bangunan di sana :o

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan jejak disini. Kritik dan saran kamu sangat dibutuhkan. Thank you! :)