Setelah mengalami beberapa fase kehidupan yang salah satunya adalah ‘gejolak keyakinan’ beberapa pekan ini, bermula dari kegelisahan dan pertanyaan-pertanyaan yang berisik di dalam jiwa, saya pun berusaha untuk mencari jawaban dan bertanya sana-sini. Mengapa Islam saat ini terdiri dari berbagai macam aliran? Ada istilah Sunni, Syiah, Wahabi, Salafi, Sufi, dan lain sebagainya. Ada pula ditemui beberapa diantaranya memiliki manhaj yang terkadang berbeda satu sama lain. Tidak hanya itu saja, apabila kita melihat negeri ini yang 85% penduduknya beragama Muslim, tak jarang kita akan menemui berbagai macam organisasi Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, HTI, PERSIS, FPI, LDII, Jamaah Tabligh, dan lain lain yang beberapa dari mereka sering berselisih paham karena suatu perkara. Terkadang hal ini terjadi terutama di daerah Jawa dan daerah perifer. Mengapa hal ini terjadi? apa penyebabnya? kok bisa sih?
Alhamdulillah saya diharuskan untuk memperdalam lagi tentang sejarah mulai awal muasalnya Islam, peristiwa kenabian, wafatnya Nabi, generasi setelah nabi, tentang Ahlussunnah waljamaah (Aswaja), hingga munculnya 4 mazhab ijtihad para ulama besar. Terus berlanjut tentang sejarah Tasawuf, kisah-kisah sufism, munculnya wali-wali Allah, sampai kondisi Islam saat ini di Indonesia.
Akhirnya jawaban pun mulai tampak semakin terang.
Sebenarnya masalah-masalah cabang (furu’iyah) di dalam Islam saat ini bukan tentang sumber hulu/ideologi yang dianutnya, tetapi masalah utama adalah berada di tataran bawah yakni pada pemahaman/penafsiran umat. Oleh karena itu sangat diharuskan sekali bagi saya pribadi agar semakin belajar memahami Islam dengan baik dan benar sesuai Al-Quran & Hadits.
Saya percaya bahwa ulama-ulama besar NU, Muhammadiyah, FPI, dan organ-organ lainnya didirikan adalah dengan niat satu, untuk memakmurkan Islam. Semua saling memahami, saling bersosial dengan fasilitasnya masing-masing. Terkadang kita tidak menyadari adanya isu-isu sikap intoleransi umat beragama yang dimainkan oleh ‘the black hand’, yang mengakibatkan permasalahan di masyarakat.
Ah iya bukankah project-project di Timur Tengah sudah banyak yang berhasil? Irak perang saudara, Mesir perang politik kekuasaan, Syiria dirongrong dengan dibentuknya ISIS, Lebanon hancur, semua negara di Timur Tengah dichaoskan kecuali IRAN.
Dan sepertinya kekuatan terakhir ada di Indonesia... (if you know what I mean).
Well, sepertinya saya pribadi harus lebih cerdas menyikapi dengan belajar memperdalam pengetahuan tentang Islam. Bukan hanya percaya dengan “katanya-katanya” saja, tetapi harus tahu benar sumber yang pasti dan yang dapat dipertanggungjawabkan. Toh urusan vertikal dengan Allah adalah urusan masing-masing setiap individu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
((افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة. فواحدة في الجنة. وسبعون في النار, وافترقت النصارى على ثنتين وسبعين فرقة. فإحدى وسبعون في النار، وواحدة في الجنة. والذي نفس محمد بيده! لتفترقن أمتي على ثلاث وسبعين فرقة. واحدة في الجنة و ثنتان سبعون في النار)).
قيل: يا رسول الله! من هم؟ قال ((الجماعة)).
“Yahudi telah terpecah menjadi 71 golongan, satu golongan masuk surga dan 70 lainnya ke neraka. Nasrani terpecah menjadi 72 golongan, 71 golongan ke neraka, hanya satu yang masuk surga. Dan demi Dzat Yang jiwaku ada ditangan-Nya, sungguh umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, satu golongan akan masuk surga dan 72 lainnya ke neraka.”
Rasulullah ditanya : “Siapa golongan yang selamat itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab : “Al Jama’ah.”
(HR. Ibnu Majah no. 3992, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As Sunnah no.63, Al Lalika’i dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlus Sunnah wal Jama’ah no.149, Al Ashbahani dalam Al Hujjah (19-20). Dinyatakan hasan oleh Syaikh Salim bin Ied Al Hilali dalam Bashoir Dzawisy Syarof hal. 92-93)
Semoga kita termasuk salah satunya :)
Wallahu alam.
Sumber: